MEMBANGUN DESA YANG BERBUDAYA LEWAT KOMUNIKASI VISUAL- Dimas Sanrizki, S.Sn. Desain Komunikasi Visual, SMK Negeri 1 Banyuwangi. Juli 2022

MEMBANGUN DESA YANG BERBUDAYA LEWAT KOMUNIKASI VISUAL

08 Juli 2022 14:31
DKV 2022
admin

City Branding merupakan strategi untuk penguatan pariwisata, sehingga upaya tersebut bisa memperkuat pengembangan wilayah, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, oleh karena itu kita harus memahami proses tersebut secara utuh. Beberapa wilayah di Provinsi Jawa Timur, seperti: Banyuwangi, Lumajang, Ponorogo, Batu dan Jember, dapat memberikan pelajaran terkait upaya City Branding yang relevan dan sesuai dengan potensi serta pembangunan image positif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Branding wilayah sangat menjadi trend di beberapa desa yang ada di Indonesia, hal ini ditandai dengan beberapa desa mendapat anugrah desa wisata Indonesia dari kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif. Disadari atau tidak, di era bisnis modern yang dijual adalah merek, brand dan beberapa produk. Ada beberpa program tersebut yang berhasil dengan kerjasama yang berkesinambungan contoh pengabdian masyarakat SMK jurusan desain komunikasi visual ke Desa untuk membuat sebuah desain branding desa tersebut mulai dari bentuk logo, maskot, infografis, poster, dan buku pedoman wisata yang nantinya di tuangkan dalam bentuk graphic standard manual.

Demi membuat sesuatu yang sangat bermanfaat untuk destinasi wisata desa perlu adanya sebuah kesepakatan antar pihak desa dan desainer. Disebabkan untuk membuat sebuah brand baru dalam konteks branding desa yang berbudaya tidak hanya membuat dan merancang sebuah merek dagang yang nantinya akan divisualkan dalam pendekatan desain komunikasi visual menjadi sebuah desain logo yang menarik.

Banyak yang mengira bahwa brand sama dengan sebuah merek, ketika membaca merek mereka hanya mengenal nama produknya saja, tapi tidak dengan kebudayaannya dan kebiasaannya. Dalam ekuitas merek kita harus sampai pada tahap memahami apa saja yang harus dilakukan, bukan sekedar mengetahui. Memahami butuh lebih dari sekedar interpretasi atas data, memahami butuh merasakan dan penghayatan. Melalui pendekatan empati, berinteraksi dengan masyarakat, tidak hanya mencari data namun juga menemukan nilai dan makna.

Desainer ini terjun langsung ke lapisan masyarakat, menyingkap potensi-potensi budaya yang ada di dalamnya, kesenian, permainan tradisional, kerajinan, kuliner, upacara adat, penataan ruang, dan warisan budaya. Kunjungan yang mereka lakukan demi mendapatkan pencerahan mengenai permasalahan hingga menangkap nilai dari makna dibalik keistimewaan budaya-budaya tersebut.

Melalui desain komunikasi visual dapat menciptakan simbol-simbol, tanda visual, dan representasi visual yang khas dan unik sehingga menimbulkan kesan dan makna tertentu di benak audience. Melalui DeKaVe kita berusaha untuk merubah kehidupan masyarakat terhadap perilaku konsumsi budaya asing yang menjauhkan kita dari kebudayaan kita sendiri.

Visual Branding Desa Budaya

Desa budaya adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Ada dua konsep yang utama dalam komponen desa budaya yaitu akomodasi dan atraksi. Akomodasi merupakan Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Sedangkan atraksi, adalah seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegerasinya wisatawan sebagai pertisipasi aktif seperti : kursus tari, mengikuti kebudayaan lokal dan Bahasa.

Desa buday akan tumbuh berkembang menjadi kekuatan baru di masing-masing dusun. Kepala Desa bertugas menginventarisir potensi yang ada. Tidak hanya potensi untuk ekonomi social kemasyarakatan, tetapi juga harus berfikir mengembangkan potensi desa dalam membangun peradaban, integritas pola pikir dan perilaku.

Visual branding Desa budaya tidak menggunakan strategi periklanan atau direct selling, tetapi menggunakan public relation, brand awerness, brand activation, atau brand knowledge. Tidak mudah melakukan branding Desa Budaya atau Desa Wisata. Ciri khas branding adalah mengekspose kelebihan desa tersebut hingga menancap kuat di benak konsumen. Namun potensi desa budaya ini rata-rata sama. Di bidang seni tradisi, pada umumnya memiliki tradisi budaya yang sama, seni kerajinan juga hamper mirip, bahkan arsitektur graditional, atraksi wisata, wisata alam juga tidak jauh berbeda karena dalam satu kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Glagah Kab. Banyuwangi. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk upaya visual branding terhadap desa budaya itu?

Disinilah dibutuhkan kreativitas tinggi para desainer bagaimana mereka bisa menemukan unconvensional media, atau media yang tidak mainstream, bagaimana mereka bisa menemukan USP, positioning, diferensiasi, dan mengangkatnya dalam perencanaan visual branding. Bagaimana membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa.

Untuk menjadi desa yang menarik, kita harus membranding desa tersebut. Brand atau merek adalah konsep yang diusung perusahaan (dalam hal ini suatu desa) untuk membantu masyarakat mengenali daerah tersebut. Brand bukan hanya sekedar logo, nama dan identitas dari suatu desa tersebut, namun brand mewakili kepribadian, kebiasaan, dan kebuadayaan dari desa tersebut

Pentingnya Brand Untuk Desa

kampung anyar sejuta keasrian

Contoh desain logo untuk Desa Kampung Anyar, untuk mengenalkan sebuah Desa Kampung Anyar kita bisa melihat ikon-ikon yang terdapat pada desa tersebut. Pada logo tersebut terdapat ikon air menandakan bahwa desa ini dilewati oleh aliran sungai yang sangat banyak, lalu juga terdapat perkebunan kopi dan karet sebagai komoditas hasil panen, selanjutnya ada komunitas ternak sidat. Brand berperan sebagai wajah atau image suatu desa, dengan kata lain menjadi sebuah jembatan antara apa yang ditawarkan desa kepada para pengunjung.

Untuk menjadi desa wisata yang menawarkan banyak sekali wisata budaya yang ditawarkan sehingga dengan pengunjung terasa betah berlama-lama di tempat tersebut ada satu cara agar suatu desa dengan branding yang baik bisa terkenal yaitu menggunakan brand storytelling.

  1. Brand Storytelling

Salah satu cara untuk membuat sebuah brand terkenal adalah dengan cara memaksimalkan sebuahkan kekuatan storytelling dengan cara yang tepat dan benar. Brand storytelling dipahami sebagai metode marketing dengan menggunakan narasi kreatif. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan merek (logo/identitas, tagline, dan elemen visual lainnya) kepada masyarakat sehingga dapat membangun ikatan yang kuat. Contoh pada logo Desa Kampung Anyar tersebut adalah kata pada tagline “Sejuta Keasrian” yang mengibaratkan jika kalian (konsumen / wisatawan ) ingin mngunjungi tempat yang asri di Kec. Glagah Banyuwangi bisa berkunjung ke Desa Kampung Anyar dengan tempat yang sejuk banyak pepohonan dan wisata air yang di tawarkan.

 

Brand storytelling ada banyak macamnya. Beberapa diantaranya mungkin bisa diterapkan saat membangun brand untuk usaha membangun sebuah perusahaan (desa wisata).

  1. Brand Storytelling Visual

Storytelling jenis ini mengandalkan foto, video, ilustrasi, dan grafik untuk menarik perhatian konsumen. Kita dapat menyuguhkan pengalaman visual yang menarik dan berkesan bagi konsumen. Storytelling jenis ini juga dinilai efektif karena kebanyakan orang lebih mudah tertarik pada visual.

 info grafis kampung anyar

  1. Brand Storytelling Yang Berfokus Pada Audiens

Storytelling jenis ini membuat wisatawan menjadi pemegang kendali. Kita akan lebih berfokus pada apa yang dibutuhkan audience dan berusaha memberikan kepada mereka. Sebagai contoh kita membuat sebuah infografis

  1. Brand Storytelling Data

Jenis storytelling ini mengandalkan data statistic dan analitik untuk mencuri perhatian konsumen dans membangun kepercayaan mereka atas brand kita. Kita dapat memasukkan data terkait tentang bagaimana desain kita dapat bermanfaat bagi wisatawan. Besar kemungkinan wisatawan tertarik pada Brand storytelling data karena mereka dihadapkan pada serangkaian fakta, sehingga mereka tidak perlu meragukan buktinya.

 

  1. Brand Storytelling Pengenalan Misi

Storytelling jenis ini memaparkan narasi yang berfokus pada misi atau tujuan suatu perusahaan. Narasi storytelling nya berpusat pada asal-usul desa budaya, adat istiadat, kebiasaan, kebudayaa, wisata alam, wisata budaya, apa saja hal yang menjadi motivasi para perangkat desa dan masyarakatnya.

 

  1. Brand Storytelling Karakter

Jenis brand storytelling ini digerakkan oleh karakter atau mascot yang mewakili desa wisata. Pendekatan ini berfokus pada penggunaan satu karakter tersebut dalam semua promosinya agar lebih konsisten.

Dengan demikian, calon wisatawan akan langsung paham Ketika tidak sengaja menemukan mascot atau karakter tersebut. Ketika malihat mascot atau karakter, calon wisatawan akan langsung mengasosiakannya denga desa wisata. Dengan adanya karakter tersebut, para wisatawan akan lebih cepat akrab, mampu membangun hubungan emosional, dan mudah mengenal desa wisata.
kampung anyar branding

Daftar Pustaka

  • Wibowo, 2017. Katalog. Adidaya, Abdi Desa Busaya, Desember 2017, 1-5
  • Zulkifli, Dodi. 2022. Jurnal. Bagaimana Membuat Brand Terkenal. Yogyakarta. PT Aksoro Sabda Nusantara
  •  

TAUTAN RESMI
JURUSAN