KEKUATAN GARIS DARI UJUNG BAMBU
20 Januari 2022 13:46
BANYUWANGI NARASI KECIL SKETSA
Kita tau bahwa garis merupakan bagian dari unsur seni rupa yang tak terpisahkan ketika seseorang membuat sebuah karya seni rupa, desain maupun kriya. Terkadang keindahan sebuah garis memancarkan sebuah kekuatan makna tersendiri pada setiap karya yang dihasilkan. Tak jarang jika seorang seniman, ataupun desainer membuat sebuah karya hanya dari garis garis yang dihasilkan. Dengan memadukan elemen warna ataupun sekedar bentuk monochrome hitam putih yang indah. Hasil karya yang terbentuk dari susunan garis itulah yang sering orang kenal dengan sebutan sketsa.
Seni sketsa adalah seni yang pertama lahir, mendahului seni rupa lainnya. Lihatlah lukisan lukisan kuno yang terdapat di gua-gua di Altamira, kompleks gua, terletak di dekat kota bersejarah Santillana del Mar di Cantabria, Spanyol. Begitu juga kita lihat di gua LeangLeang di kawasan Taman nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan, adalah merupakan garis garis sketsa yang magic dan luar biasa yang dibuat oleh manusia pra sejarah. Jika kita melihat pada kebudayaan timur, sketsa masih tampak jelas sekali pada lukisan-lukisan Tiongkok kuno, lukisan jepang dan juga lukisan Bali tradisional yang terdapat di daerah Klungkung. Jika kita amati dengan seksama lukisan tersebut maka akan tampak garis-garis sketsa yang sangat tegas dan jelas.
Menurut Kusnadi, kini seni sketsa tidak terikat dalam melukiskan kembali barang barang yang seperti bentuk aslinya. Garis telah dibebaskan tanpa memperkecil fungsinya, tapi menjadi garis garis yang penuh gairah, emosional dan meyakinkan, karena memperoleh abstraksi dari kenyataan dan perasaan. Kusnadi, yang juga seorang kritikus seni rupa, mengatakan bahwa sketsa dalam seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu:
- Sketsa sebagai seni murni atau sketsa yang berdiri sendiri, dan sekaligus sebagai media ekspresi.
- Sketsa ‘Voor Studie’, sebagai media untuk studi bentuk, proporsi, anatomi, komposisi dan sebagainya yang akan dibuat berdasarkan sketsa.
Dari pendapat Kusnadi tersebut dapat diartikan bahwa kedua jenis sketsa tersebut memiliki perbedaan yang mendasar. Letak perbedaannya adalah pada fungsi. Jenis sketsa yang pertama berfungsi sebagai media ekspresi, sedangkan jenis sketsa yang kedua sebagai media studi. Jadi bila dibandingkan dengan sketsa jenis ‘voor studie’, maka sketsa murni lebih ekspresif, karena sketsa murni dapat dijadikan media untuk berekspresi, yang tidak terlalu terikat dengan masalah bentuk, proporsi, anatomi dan sebagainya serta tidak pernah dilanjutkan menjadi sebuah karya seni rupa lainnya, tetapi berhenti/selesai sebagai karya sketsa murni atau berdiri sendiri.
Tak heran jika banyak seniman yang ingin mengekspresikan pemikirannya melalui sebuah karya sketsa murni walau sederhana tapi memiliki kekuatan daya Tarik yang luar biasa hanya dengan goresan spontan dan kekuatan garis yang tak dapat diulang. Nilai yang tak dapat tergantikan oleh materi. Tentang perasaan mendalam pada sebuah curahan goresan.
MENGAPA HARUS MEMBUAT SKETSA
Semua bidang dalam seni rupa, baik seni murni (fine art) lukis, patung dan seni grafis, atau seni terapan (applied art) kriya/kerajinan, desain grafis, desain interior-eksterior, arsitek bahkan sampai perancangan busana dan teknologi modern tidak dapat lepas dari suatu kegiatan perancangan visual, dan sketsa merupakan pilihan yang paling tepat. Sketsa di sini merupakan rancangan pendahuluan yang kasar dari sebuah karya lukis, kriya, arsitek, busana, dan sebagainya.
Pada seni Terapan seperti halnya Desain, Sketsa digunakan sebagai media perancangan awal sebelum diwujudkan dalam bentuk gambar kerja secara lengkap. Gambar sketsa dijadikan sebagai sarana eksplorasi dan sekaligus sebagai komunikasi awal untuk perancang (yang menggambar) atau orang lain, baik itu pemesan maupun orang yang akan dipercaya sebagai pelaksana untuk merealisasikan produknya. Dengan demikian pengerjaan produk akan dapat lebih mudah difahami pelaksana, dengan mencermati sketsa yang dilengkapi dengan gambar kerja disertai narasinya.
Dalam seni lukis sendiri sketsa sangatlah penting, tujuannya tak lain dan tak bukan supaya kita dapat membuat garis dengan karakter kuat, bebas dan spontan serta memperlancar penguasaan bentuk bentuk objek yang dihayati. Karena penggunaan bahan bahan yang sangat sederhana dan mudah didapat seperti tinta, kertas, kuas, lidi bahkan juga bamboo kecil. Memungkinkan kita dapat bekerja dengan bebas. Oleh karena itu, sketsa bukan mustahil lagi sebagai seni yang paling murni.
Menurut Antonio Blanco seorang pelukis dari abad 18 yang lama tinggal di Bali mengatakan bahwa: Pedoman seni yang penting dan ampuh, sebagaimana yang juga terdapat dalam hidup adalah bahwa makin nyata, tajam dan kuat garis batasnya, makin sempurnalah hasil seni, dan kekurangjelasan sebagian besar adalah bukti dari imajinasi yang lemah, peniruan maupun kecerobohan.
Jelas sekali bahwa garis merupakan sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek, dengan kata lain suatu singkatan dalam bentuk gambar. Menarik sekali betapa jauh garis itu menunjukkan sifat-sifat abstrak tanpa mengingkari kodekode representasi yang konvensional. Potensi garis selain membentuk kontur oleh gerakan tangan yang indah, juga memberikan rasa estetis dengan gerakan-gerakan otonom yang menari-nari diatas kertas dengan enaknya tanpa memikirkan maksud reproduktif.
Adapun manfaat dari kita membuat sketsa antara lain adalah:
a) Sebagai media latihan untuk menggores dengan lancar, bebas dan spontan sesuai dengan bentuk objek yang dipilih.b) Sebagai media untuk studi bentuk, proporsi, anatomi,komposisi dan sebagainya dalam mempelajari objek yang diinginkan.
c) Sebagai media eksplorasi untuk mendapatkan ide atau gagasan yang akan dituangkan dalam karya seni rupa, seperti lukis, patung, desain dan sebagainya (sketsa sebagai rancangan karya yang akan dibuat).
d) Sebagai media ekspresi dalam bentuk seni sketsa murni.
ANTARA SKETSA, TINTA DAN BAMBU
Disekitar kita sebenarnya banyak sekali objek dan media yang dapat kita gunakan untuk mengekspresikan diri melalui sebuah karya. Baik di rumah ataupun di tempat kerja bahkan di tempat umum. Mulai dari objek yang sederhana hingga suasana ramai sekalipun merupakan objek yang dapat diekspresikan. Objek manusia, tumbuhan, hewan dan juga bangunan dan benda-benda lain yang ada disekitar kita. Dapat berupa pohon, manusia sedang berinteraksi, gelas, botol, kain atau bisa jadi hewan peliharaan kita pun juga dapat menjadi sebuah objek yang menarik. Seorang maestro ternama seperti Affandi, selalu menyempatkan diri membuat sketsa sketsa murni pada secarik kertas. Bahkan Leonardo da Vinci pun di dalam rumah peninggalannya ditemukan buku buku yang memuat hasil goresan sketsa dari pemikiran pemikiran brilian buah dari apa yang dia lihat serta merespon hal hal yang ada disekitarnya.
Pada dasarnya melalui media sketsa, dapat melatih diri kita secara spontan dan berani dalam mengambil keputusan. Mengapa demikian, melalui goresan spontan yang dilakukan dengan melihat objek yang ada di depan mata, tidak mungkin untuk menghapus tinta yang telah kita goreskan, kecuali jika memang media yang kita gunakan adalah pencil. Namun dengan membuat sketsa menggunakan sapu lidi atau bambu yang telah dimodifikasi sedemikian rupa demi kebutuhan dalam pembuatan sketsa. Dengan media kertas, kita dapat membuat sketsa murni ataupun ‘voor studie’, namun jika menggunakan bahan bambu, lebih cenderung sketsa yang dibuat adalah sketsa murni. Hanya dengan meraut bambu kecil menjadi runcing, yang lantas kemudian ujung bambu tersebut di belah sedikit pada bagian ujungnya agar tinta dapat masung ke ruas celah yang terdapat pada bambu. Lantas jika sudah selesai, bambu dapat dicelupkan ke dalam tinta cina sebelum akhirnya dibuatkan garis spontan yang artistic pada secarik kertas putih. Dari hasil goresan inilah yang kemudian terbentuk sebuah sketsa dengan tampilan yang luar biasa, sederhana dan memiliki kekuatan berkarakter sendiri di setiap goresan yang ditinggalkan. Sebuah kekuatan garis yang diciptakan dan muncul dari ujung bamboo yang digerakkan oleh tangan, hati dan pikiran senimannya.